Starting up


Aku bukan apa-apa tanpa ke sepuluh jari tanganku..

All about you #2

Karena mengatakan langsung itu lebih sulit. Baiknya tuliskan. Menulis Mampu meluapkan emosi yang terpecah. Bukan apa-apa, bukan siapa siapa. Jadi jangan pernah merasa memiliki apalagi menguasai, karena itu bukan milikmu. Mencintai seperlunya saja.

Sekian.

All about you #1

The problem being addicted to pleasure and being able to have multiple orgasm; is you never want to stop thinking about this man while listening this album at the same time 😊💕

#3:08 AM

19/9
3:08 AM

Sabtu dini hari, aku bernafas dalam kecemasan.  Rasa rindu ini berujung cemas. Cemas akan dirimu yang kini tak lagi disampingku. Kemana perginya? Entahlah, mungkin lelah atau malah ambisi mencari sampingan lain.

Sudah 2 bulan berlalu, namun aku belum berlalu darimu. Aku tak bisa. Aku lelah berpura-pura. Berpura-pura tidak mencintaimu lagi. Berpura-pura tidak ingin melihatmu lagi. Berpura-pura biasa. Biasa untuk tidak mencintaimu lagi.

I can't do those sucks thing!

Kalaupun aku harus menjadi budakmu, agar kamu bisa kembali padaku. Aku bersedia!


Random #1

Menulis itu mudah. Semua orang bisa melakukannya. Beruntung sekali saya bisa kenal huruf A-Z dengan berbagai versi. Bisa dilihat, diukir, disuarakan. Bayangkan kalo saya cuma bisa menulisnya. Cuma bisa melihatnya. Cuma bisa mendengarnya. Saya tidak merasa seperti ini sekarang :)

Bagi saya, menulis sebuah cerita adalah hal yang sakral. Kebetulan saya orang yg perfeksionis, semuanya mau sempurna ya meskipun gak bisa sempurna, setidaknya saya mencobanya sesempurna yg saya mampu.

Seperti saat ini, saya butuh beberapa kali menekan tombol delete. Huh

Menulis sebuah cerita panjang atau pendek, sama aja. Semua butuh tombol delete! Thanks deleted button :*)

Saya mau mulai menulis lagi. Intinya sih itu. I need something new, something big and better.
Writing can heal anything.

Sedikit cerita dari dia - tentang dia

18 Hari sudah Dia berpura-pura. Berpura-pura sadar akan perasaannya, berpura-pura mempunyai akal sehat, berpura-pura bahagia. Berhasil? Yap. Dihari ke 18 ini, dia terlihat sudah tidak mampu menahan semua itu. Amarah, cemburu, bahagia, sedih, tawa, pilu, rindu yang selama ini ia simpan, meledak hari ini. Minggu malam menjelang senin pagi.

"Pantas, ada yang janggal dengan tingkah lakunya malam ini"

Aku belum berani bertanya, emosinya masih labil.

Dia hebat. Dia tidak bercerita panjang lebar, tidak menunjukan kegelisahannya, tidak menunjukan kesedihannya. Dan dia pandai menutupi itu semua. Dibalik tawa nya yang khas, ternyata setumpuk emosi hinggap di pikirannya, bahkan dihatinya.

Sedikit cerita dari dia - tentang dia.

"Aku sayang sama kamu......"

Yang saya tau, dia sayang sama dia.
Lebih dari ini..

Tapi dia entah tak tahu harus berbuat apa-apa, mengutarakannya pun tak membuat hatinya tenang, memaksapun tak bisa memaksanya, menangispun tak mampu menahan gelisahnya, memilikinya pun tak bisa memilikinya. Lalu, dia bisa apa?

Yang saya tau, dia selalu berdoa pada Tuhannya, seperti ini..

"Tuhan, jika Engkau menghendaki aku bersama dia, mohon putar balikan perasaannya agar kembali padaku, Jika Engkau tidak menghendaki diriku bersama dia, mohon jangan biarkan aku larut akan kegelisahan ini dan gantikan ia dengan yang lebih baik"

Ya, doa itu yàng selalu ia panjantkan pada penciptanya. Saya selalu ikut mengAmin-i diakhir doanya.

Saya cukup terharu menyaksikan cerita-cerita mereka.

-Be right back